Penipuan, apa sih
yang kalian pikirin pertama kali ketika mendengar kata tersebut? Menurut gue
itu hal ter-absurd yang pernah gue dengar dan hal itu pernah nimpa gue. Sungguh miris.
Di era
globalisasi ini (ehemm) alat komunikasi sudah bukan hal yang sulit untuk kita
peroleh seperti ponsel sampai internet. Tidak seperti jaman papa mama kita
pacaran dulu yang hanya bisa bertukar pesan melalui surat dan sampainya pun 4-5
hari bahkan seminggu ‘hasil interview sama mama’ dan itu adalah hal yang
menimbulkan kegalauan bagi kedua insan yang sedang terinfeksi wabah yang
bernama cinta. Balik ke topik mengenai penipuan. Banyak sekali modus penipuan
yang beredar di masyarakat kita mulai dari penipuan melalui kupon berhadiah ,
pesan singkat bahkan telepon yang mengatasnamakan berbagai pihak yang tentunya
dirugikan. Entah mereka yang menipu itu adalah orang yang pintar dan tidak tahu
apa yang harus mereka kerjakan atau orang yang tidak punya kerjaan lalu mencoba
memulai hal baru atau bahkan mereka adalah orang pintar yang tidak tahu bahwa
mereka pintar (lho?).
Banyak
kita ketahui modus penipuan melalui pesan singkat ponsel yang berisi ‘mama
minta pulsa’ , ‘aku lagi di kantor polisi tolong kirim pulsa’ , atau yang parah
adalah ‘tolong transfer uang sejumlah bla.. bla.. bla… untuk operasi anak anda
yang kecelakaan’ dan gue pernah dapet itu semua. Yang gue pikir itu mama gue
ada dirumah kok ngapain minta isiin pulsa sama gue lewat sms? Lagian juga mama
gue gak ngerti gimana caranya sms, trus keluarga gue siapa coba yang ada kasus
sama polisi? Adek gue? Gue gak yakin cowo dengan disorientasi seksual punya
masalah sama polisi dan kalau iya dia punya masalah sama pasangan gay nya dan
harus bermasalah sama polisi apa fungsi pulsa disana? dan…… gue masih 18 belum
punya anak yang bisa berkendara terus kecelakaan dan keok di meja operasi.
Miris banget gue sama modus-modus penipuan yang ada terutama di Indonesia.
Mungkin kalian yang baca tulisan gue ini juga pernah ngalamin yang sama kayak
gue dan bahkan kalian sampai bulat-bulat tertipu. ‘gue turut berdukacita’.
Lepas
dari penipuan dalam bentuk pesan singkat sekarang kita maju sedikit buat
ngebahas penipuan lewat telpon. Ok, gue pernah dapat kabar tentang teman,
saudara, sama tetangga gue yang sejumlah
duitnya ketipu. Entah bagaimana proses penipuan itu berjalan mulus dengan
membuat para calon korbannya percaya sama semua omong kosong yang di
jampi-jampi lewat telpon. Reaksi gue pas tahu mereka ketipu cuma bisa ketawa
dan mengejek sambil berkata ‘tinggal di kota aja masih bisa ketipu, apalagi
kalau di kampong?’ . Parahnya malam ini gue yang ketipu (karma sungguh
berlaku). Sungguh prihatin sama nasib gue.
Sebenarnya
gue kesel sama paragraf ini, soalnya paragraf ini menceritakan gimana kronologi
gue ketipu lewat telpon. Awalnya, gue lagi mandi dan asik sabunan, trus
tiba-tiba hp gue bunyi, untuk bunyi pertama gue cuekin, yah gue pikir palingan
cuma teman gue yang minta bantu buat milihin baju buat dia date sama ceweknya.
Sekarang giliran asik shampoan (walau sekarang rambut gue sedikit gue tetep
shampoan, kalau gak percaya tanya sama adek gue yang ketawa ngeliat abangnya
yang botak dengan asik mijit-mijit kepala merangkap jeruk bali) *catatan : gue
mandi pakai celana pendek, jadi tidak porno dan lulus sensor permandian* hp gue
bunyi lagi dan tetap gue cuekin karena gue pikir itu temen gue yang bingung mau
pake kolor apa buat ngedate . Setelah itu gue pikir ‘apakah nanti disaat gue
lagi jongkok dengan posisi muka ditekuk dan sedikit ngeden(you know what I
mean) hp gue bunyi lagi?’ sialnya itu beneran terjadi, hp gue bunyi buat yang
ketiga kalinya. Dengan nada sedikit ngeden gue minta adek gue bawain hp ke
kamar mandi. Setelah sampai di kamar mandi adek gue bilang ‘abang, apa yang
abang makan barusan? Kenapa baunya sama seperti ketek teman sekolahku? Apakah
abang nekat memakannya demi kelangsungan hidupmu abang?’ gue cuma ngelirik
tajam adek gue sambil ambil hp dari dia setelah itu gue tutup pintu kamar mandi
dan melanjutkan ritual gue sambil angkat telpon dan pastinya dengan nada sedikit
ngeden ‘halo… de…ngan.. si..a..pa.. i..ni?’ trus langsung dijawab ‘kami dari PT
XL Axiata (demi keamanan gue, maka nama perusahaan gue bikin jadi inisial) selamat
anda beruntung karena nomor anda terundi untuk mendapatkan hadiah uang tunai
senilai lima juta rupiah dan bonus pulsa senilai satu juta rupiah’ kemudian
‘plung… sesuatu terjatuh kedalam lubang kloset.. dan pastinya itu bukan hp gue
yang jatuh(you know what I mean)’ dengan girang gue jawab ‘ciyuss?? Miapah??
Enelan?? (biar dikira pemakai setia produk mereka, sejujurnya gue pakai produk
mereka cuma dari bulan lalu dan itu gue dapat gratisan dari temen yang katanya
boleh dapat juga dari temannya yang temannya lagi itu punya kakak yang temannya
kerja sama temannya di kantor temannya yang punya toko temannya tetangganya
yang kerja di perusahaan yang nelpon gue sekarang , siapakah temannya lagi?)
kemudian gue dijelasin dengan seksama ‘bla.. bla.. bla..’ gue disuruh kirim
nomor rekening gue ke dia terus gue disuruh ke ATM buat cek saldo gue dan
uangnya boleh langsung ditarik. Tidak berpikir lama gue langsung ambil handuk
ngelap badan dan siap-siap pakai baju buat berangkat ke ATM, kemudian gue
terdiam sebentar dan berpikir……. Eh, ternyata gue lupa cebok dan gue jongkok
lagi. Setelah melalui pergelutan di kamar mandi gue siap buat berangkat ke ATM
terdekat dan waktu itu gue pinjam motor tetangga gue yang bunyinya sudah
seperti anak ayam dibawah umur yang diperkosa ramai-ramai sama segerombolan
sapi ngamuk ‘bunyinya ciat..ciat..ciat..ciat..bremmmm’ di otak gue udah gak ada
rasa malu dan rasa gengsi lagi, yang ada cuma ‘limaaa juutaaa , limaaa juutaaa
dan limaaa juutaaa , eh tunggu sebentar kalau dijumlahin jadi limaaa beelaaas
juutaaa dong? *mulai ngaco karna duit*’ .
Setelah
gue sampai, gue ikutin instruksi yang ada dari telpon, gue disuruh masuk ke
bilik ATM, masukin kartu ATM , masukin pin gue , pilih bahasa Indonesia dst..
dalam pikiran gue ‘gue juga tahu cara ini GOBLOG’ tapi demi limaaa juutaaa gue
iyain aja semua kata dia. Tapi ketika sampai tahap akhir ternyata gue disuruh
pilih opsi ‘Transfer’ dan masukin no.rek 01-234-567-****(pokoknya itulah,
soalnya gue lupa berapa) dan gue disuruh transfer saldo gue yang tersisa(walau
sudah tidak ada sisa) dan gue liat yang muncul nama ‘Agus Haryono’ lho?? Sejak kapan
mama gue ganti nama gue yang dikata kece jadi nama begitu?.Dan setelah itu gue
disuruh transfer ke rekening tsb(yah pastinya tidak gue kirim dong , walau
tampang gue dongo tapi otak gue cerdas stadium akhir) . Sadar gue ketipu, gue
langsung pulang pakai motor dengan suara anak ayam dibawah umur yang diperkosa
lagi sambil nundukin kepala kecewa ketipu si nama kampungan ‘Agus Haryono’ yah
syukur-syukur gue tidak masuk got dan sampai ke kos dengan selamat sambil
mencoba menghilangkan kegirangan lima juutaaa yang gue bawa pas berangkat tadi.
Buat
kalian yang memang pernah ngalamin yang sama kayak gue berarti kita
seperjuangan memberantas penipuan-penipuan yang ada, dan buat kalian yang udah
ketawain gue mungkin suatu saat bakal ngerasain apa yang gue rasain seperti
yang sudah gue tulis diatas tadi.
Sekian
dari gue dan gue minta maaf kalau ada kata-kata yang kasar, semua demi
kepentingan tulisan ‘alibi’ tolong dimaafkan aja yah ‘maksa’ . Dan kalau ada
Agus , Haryono , atau bahkan Agus Haryono yang baca tulisan ini maaf dan jangan
tersinggung, ini bukan kalian kok. Karena gue yakin yang baca tulisan gue ini
semua orang baik dan bukan ‘Penipu’
No comments:
Post a Comment