Dear My Future Wife Angelia,
Terima kasih sebelumnya karna sudah bersedia datang kembali ke dalam kehidupanku. Juga terima kasih telah membawaku merasakan menaiki mesin waktu kembali ke masa-masa terakhir kita sempat berpisah dalam waktu yg tidak sebentar.
Dalam surat terbuka ini aku ingin menunjukan kepada tiap tiap mereka yg juga membawa merasakan betapa senang dan beruntungnya aku bisa memiliki kamu. Aku bukan seorang penyair yg pandai membuat sajak sajak indah untuk menyanjungmu seperti halnya kau bak bidadari yg turun dari surga. Itu menurutku sangat menjijikan. Sebab, entah bagaimanapun rupanya bidadari itu, tetap kamulah yg terindah.
Mungkin kita sudah kenal sejak lama, lama sekali sampai bahkan aku lupa kalau kita memang teman masa kecil, bahkan satu sekolah. Memang kita beda kelas, tapi kita sering bertemu. Berpapasan di depan kantin atau aku dari kejauhan yg tidak sengaja memperhatikanmu berjalan bersama teman teman sekumpulanmu. Tapi, lebih dari itu tidak ada lagi, kita hanya sekedar kenal tanpa ada niatan untuk ingin tau lebih jauh. Kita hanya bocah saat itu.
Tapi, siapa sangka juga dalam waktu sewindu akhirnya kita bertemu lagi. Bukan dari pertemuan yg tidak sengaja seperti dalam serial serial cinta lebay. Hanya dari teks ajakan untuk bertemu, sebagai seorang teman yg mungkin sedikit merindu. Akhirnya kamu merespon dengan sigap apa yg benar aku mau. Yah, akhirnya kita bertemu di tempat yg kita janjikan. Sebuah taman yg masih dalam wilayah pusat perbelanjaan di daerah Jakarta Barat. Saat itu, aku menunggu kejutan dengan segala kejutan kecil yg aku ciptakan dalam pikiran. Bagaimana rupamu setelah dewasa, bagaimana etitutmu saat ini, dan apa responmu pertama kalinya saat kita bertemu lagi. Kamu memang penuh kejutan. Aku suka.
Sampai saatnya aku yg sudah terlalu lama mencari untuk cinta, aku yg sudah kosong, bahkan kalau saat itu hatiku dicek kembali, akan ada gembel yg tidur di dalamnya karna sudah terlalu lama dibiarkan untuk kosong. Beberapa hari setelah kita bertemu, aku menyatakan bahwa kamu orang yg tepat. Apa alasan aku untuk mengatakan bahwa kamu adalah orang yg tepat? Sampai sekarang aku juga masih mencari untuk itu. Aku hanya merasa nyaman dan feeling berkata bahwa aku tepat untuk berhenti di kamu. Cukup kamu.
Akhirnya kita menjalani semua lebih dari biasa saja. Dengan status hanya sebatas teman, kita berperilaku tidak seperti orang berteman pada umumnya. Awalnya gandengan menurutku masih hal yg wajar dan biasa. Tapi, tepat di malam di hari ulang tahun kamu yg ke 21 kita berciuman. Ciuman yg beda dari ciumanku yg sebelum-sebelumnya. Malam itu benar, aku udah pasrahin semua cinta and my whole life just for you.
Selang seminggu kemudian, aku juga sempat terkejut mendapat pertanyaan dari kamu yg sebenernya adalah ajakan buat aku. Kamu minta supaya kita bisa berpacaran. Entah saat itu kamu baru sadar bahwa aku benar tulus cinta sama kamu atau entah apa yg membuat kamu berubah pikiran. Sebab beberapa kali aku meminta kamu untuk menjadi pacarku, kamu selalu menolak dengan alasan klasik. Belum siap. Namun, sekarang semua itu sudah bukan menjadi masalah. Because now you're mine and I'm yours.
Sebenarnya apa yg aku rasakan sekarang itu susah untuk dapat diungkapkan sekedar melalui kata-kata saja. Aku cuma pengen kamu tau betapa sangat kalau aku benar cinta sama kamu. Agak drama kalau misal aku nulis "Demi kamu, aku rela mati". Lah, kalo aku mati terus kamu sama orang laen kan percuma aku mati. Jadi, aku bakal berusaha sebaik mungkin buat kamu, buat kita dan berusaha sebaik mungkin jaga hubungan kita dari awal sampai akhir dengan cinta yg konsisten.
Your Beloved Future Husband,
Jet Fredo Reynardo
No comments:
Post a Comment